Apa itu Simbolisme dalam Sastra

Daftar Isi:

Anonim

'Apa itu simbolisme dalam sastra?' adalah pertanyaan yang cenderung ditanyakan banyak orang ketika mereka mempelajari sastra sebagai subjek. Ini terutama karena simbolisme memainkan peran utama dalam sastra. Banyak penulis menggunakan simbolisme untuk menambahkan lapisan berbeda pada makna karya sastra mereka. Kadang-kadang, ketika kata tertentu muncul dalam konteks tertentu, orang percaya bahwa kata itu adalah simbol untuk beberapa ide. Kadang-kadang ini terjadi bahkan ketika penulis tidak berniat menggunakan kata itu sebagai simbol dalam konteks tertentu. Namun, jika penjelasan yang diberikan dalam contoh seperti itu sesuai dengan konteksnya, itu diterima tanpa masalah. Jadi, mari kita lihat apa itu simbolisme dan kemudian jelajahi beberapa contoh untuk memahami simbolisme dengan lebih baik.

Definisi Simbolisme

Simbolisme menggunakan objek, warna, orang, atau bahkan situasi untuk memberi kesan makna yang lebih dalam dari makna literal dari teks. Dalam situasi seperti itu, objek, warna, orang, atau situasi ini mewakili beberapa ide lain dari apa yang biasanya mereka perjuangkan. Untuk contoh sederhana, ambil 'hujan'. Hujan adalah fenomena jatuhnya air dari langit. Tidak ada yang lebih dari itu. Namun, dalam sastra, biasanya hujan melambangkan kesedihan atau kesedihan. Bahkan di film, Anda mungkin pernah melihat orang yang menghadapi situasi yang sangat menyedihkan berjalan di tengah hujan sambil menangis tanpa menyadari apa yang mereka lakukan. Dalam situasi seperti itu, hujan menunjukkan kesedihan internal orang tersebut serta badai emosional yang terjadi di dalam hatinya.

Simbol Terkenal

Beberapa simbol sangat terkenal sehingga kami menggunakannya untuk menafsirkan situasi dalam kehidupan sehari-hari juga. Mereka pertama kali menemukan jalan mereka ke dunia melalui imajinasi beberapa penulis atau karena tindakan orang-orang di dunia. Terlepas dari asal-usulnya, simbol-simbol ini sekarang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari serta dalam sastra tanpa batas. Lihatlah contoh-contoh berikut.

Mawar merah – cinta

Salib – rasa sakit dan penderitaan

Bendera putih – damai atau menyerah

Warna putih – kemurnian

Mawar merah adalah simbol universal cinta. Jadi, ketika seorang anak laki-laki memberi seorang gadis mawar merah dalam kehidupan nyata atau dalam sebuah buku, kita tahu bahwa dia mengungkapkan perasaannya kepada gadis itu. Salib menjadi simbol rasa sakit dan penderitaan karena Yesus Kristus. Saat ini, dalam sastra, orang menggunakan salib ketika melambangkan rasa sakit dan penderitaan karakter sesuai dengan konteksnya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita mengatakan seseorang sedang memikul salibnya, yang kita maksudkan adalah seseorang sedang menanggung rasa sakitnya. Bendera putih menjadi simbol perdamaian dan menyerah dengan budaya perang. Kita semua pernah melihat di film, bagaimana satu tentara mengibarkan bendera putih ketika mereka ingin menyerah. Juga, ketika mereka datang ke wilayah musuh mereka membawa bendera putih yang berarti bahwa mereka tidak ada di sana untuk menyakiti. Ini digunakan dalam sastra dan juga dalam kehidupan nyata. Kemudian, warna putih selalu dikaitkan dengan kemurnian. Itu sebabnya pengantin memakai warna putih.

Contoh Simbolisme dalam Sastra

Simbolisme adalah perangkat sastra yang umum digunakan dalam sastra. Penulis menggunakan karakter, objek, warna, tempat, dan bahkan situasi untuk menambahkan lapisan berbeda pada maknanya. Perangkat sastra lainnya seperti metafora, alegori dan kiasan membantu dalam pengembangan simbol.

Dalam trilogi "Lord of the Rings" oleh J.R.R. Tolking, cincin adalah pusat cerita dan memiliki nilai simbolis yang besar. Itu adalah simbol kejahatan dan kegelapan. Gunung Doom, tempat lahirnya cincin dan tujuan akhir Frodo, sang protagonis juga melambangkan kegelapan, kejahatan, dan godaan.

Dalam dongeng Hansel dan Gretel, remah roti melambangkan harapan sekaligus jalan pulang. Remah roti adalah cara yang diharapkan Hansel dan Gretel untuk menemukan jalan pulang dari hutan. Jadi, remah roti ini melambangkan harapan mereka untuk kembali ke rumah.

Dalam 'To Kill a Mockingbird' oleh Harper Lee, mockingbird adalah simbol kepolosan. Meskipun judulnya memiliki sedikit hubungan dengan plot novel, ia memiliki nilai simbolis yang besar. Mockingbird adalah burung yang berkicau. Menurut Atticus, burung ini tidak pernah mengganggu manusia tetapi hanya bernyanyi untuk membuat mereka bahagia. Jadi, anak-anak, Scout dan Jem, diminta untuk tidak membunuh mockingbird. Sepanjang cerita, beberapa karakter (Boo Radley, Tom Robinson) dapat diidentifikasi sebagai mockingbird.

Simbolisme juga dapat diamati dalam puisi. Jika Anda melihat ujian di bawah ini (berasal dari Soneta 12 dari William Shakespeare), Anda akan dapat mengidentifikasi konsep simbolisme ini dengan lebih baik. “Ketika pohon-pohon tinggi saya melihat daun-daun yang tandus, Ketika saya melihat ungu melewati masa jayanya,

Dan ikal sable semuanya berwarna perak dengan putih;

Ketika pohon-pohon tinggi saya melihat daun-daun yang tandus, ”

Dalam puisi ini, bayangan ungu melewati masa jayanya, rambut berwarna musang yang kini putih, dan pepohonan yang gersang daun melambangkan usia tua dan berlalunya waktu.

Gambar Courtesy:

  1. Mawar merah melalui Wikicommons (Domain Publik)
  2. Pengantin oleh Sherry Main (CC BY-SA 2.0)

Apa itu Simbolisme dalam Sastra